Perkembangan Animasi di Masa Lampau
Objek atau gambar dalam animasi tidak sedikit mengambil karakter
binatang sebagai tokoh sentral. Tingkah lakunya yang unik betul-betul
diekspos dan dihiperbolikkan berdasarkan kebiasaannya sehari-hari
sehingga seru untuk dinikmati. Animasi seperti ini biasnya disebut
cartoon. Tom & Jerry, Mickey, Goofy & Donald, Looney Tunes
hingga Sponge Bob adalah contoh dari sekian banyaknya film animasi yang
sangat digemari, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Desain
Animasi ini tidak hanya melambungkan tokoh kartunnya, namun juga
menyulap perancangnya menjadi jutawan hingga mampu membangun kerajaan
raksasa animasi, seperti Walt Disney dengan Dysneyland-nya.
Dalam satu detik durasi, film animasi memakai 18 hingga 24 buah gambar
berurutan. Semakin banyak gambar per detik, maka animasi tersebut
semakin halus gerakannya. Dapat diperkirakan, berapa buah gambar yang
dibutuhkan dalam sepuluh menit film animasi pendek yang biasa muncul di
televisi.
Animasi yang kelihatannya sederhana tersebut sebetulnya melibatkan
banyak sekali tenaga teknik terlatih di bidangnya masing-masing. Mulai
dari pembuat naskah, sutradara, sketsa gambar, gambar jadi, hingga
pengisian suara dan musik latar. Silahkan Anda perhatikan ilustrasi
musik Tom & Jerry, yang digarap dengan komposisi classic orchestra
yang sangat serasi sekali dengan setiap gerakan tokohnya. Biaya
produksinya bisa jauh melebihi biaya pembuatan film-film biasa karena
ada fase yang terlewatkan jika dibandingkan dengan proses film animasi.
Salah satunya membuat urutan gambar yang runtun dan jelimet. Inilah
mungkin salah satu kendala mengapa film animasi di negara kita belum
memperlihatkan taringnya.
Peranan animasi terutama animasi dalam dunia computer dan peranan
animator sebagai sang arsitek pendesain sebuah animasi. Dengan adanya
dukungan software animasi berbasis 3 dimensi ini, maka sutradara tidak
perlu lagi mendatangkan seorang aktris atau actor yang bayarannya mahal
dalam pembuatan film.misalnya cukup dengan mempunyai foto tampak samping
dan tampak depan maka wajah kita dapat kelihatan mirip dengan aslinya,
dalam bentuk tiga dimensi (3D).
Perkembangan animasi seiring dengan perkembangan pertelevisian, pada
awalnya diciptakanlah animasi berbasis dua dimensi (2D Animation) Yakni
objek yang dianimasi mempunyai ukuran panjang (X-azis) dan (
Y-axis).Realisasi nyata dalam perkembangan dua dimensi yang cukup
revolusioner yakni film – film kartun. salah satu contoh yang paling
teknis yakni gambar yang dapat bergerak atau objek dari benda tersebut.
Perkembangan Animasi di Amerika
Animasi mulai berkembang sejak abad 18 di amerika. Pada saat itu teknik
stop motion animation banyak disenangi. Teknik ini menggunakan
serangkaian gambar diam/frame yang dirangkai menjadi satu dan
menimbulkan kesan seolah-olah gambar tersebut bergerak. Teknik ini
sangat sulit, membutuhkan waktu, juga biaya yang banyak. Karenauntuk
menciptakan animasi selama satu dektik, kita membutuhkan sebanyak 12-24
frame gambar diam. J. Stuart Blackton mungkin adalah orang Amerika
pertama yang menjadi pionir dalam menggunakan teknik stop motion
animation. Beberapa film yang telah diciptakannya dengan menggunakan
teknik ini adalah The Enchanted Drawing (1900) dan Humorous Phases of
Funny Faces (1906). Selanjutnya, setelah teknologi komputer berkembang,
bermunculan animasi yang dibuat dengan teknologi komputer. Animasi itu
macam-macam jenisnya. Ada yang 2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D). Pada
animasi 2D, figur animasi dibuat dan diedit di komputer dengan
menggunakan 2D bitmap graphics atau 2D vector graphics. Sedangkan 3D
lebih kompleks lagi karena menambahkan berbagai efek di dalamnya seperti
efek percahayaan, air dan api, dan sebagainya. Sedangkan tokoh yang
dianggap berjasa dalam perkembangan animasi adalah walt Disney.
Karya-karya yang dihasilkannya seperti Mickey Mouse, Donal
Duck,Pinokio,putrid salju dan lain-lain.Walt Disney juga adalah orang
pertama yang membuat film animasi bersuara yaitu film Mickey Mouse yang
diputar perdana di Steamboat Willie di Colony Theatre, New York pada 18
November 1928. Walt Disney juga menciptakan animasi berwarna pertama
yakni, Flower and Trees yang diproduksi Silly Symphonies di tahun 1932.
Selanjutnya, animasi di Jepang mengikuti pula perkembangan animasi di
Amerika Serikat seperti dalam hal penambahan suara dan warna. Dalam
perkembangan selanjutnya, kedua negara ini banyak bersaing dalam
pembuatan animasi. Amerika dikenal dengan animasinya yang menggunakan
teknologi yang canggih dan kadang simpel. Sedangkan animasi Jepang
mempunyai jalan cerita yang menarik. (Pmails/ Cesar Zehan Camille).
Hingga saat ini perkembangan animasi di amerika masih sebagai seni yang
minor yang hanya ditujukan bagi anak-anak.
Perkembangan Animasi di Jepang
Kemudian animasi merambah dunia asia. Di Jepang misalnya animasi mulai
berkembang sejak tahun 1913. Dimana pada waktu itu dilakukan first
experiments in animation yang dilakukan oleh Shimokawa Bokoten, Koichi
Junichi, dan Kitayama Seitaro. semua jenis animasi yang berasal dari
jepang disebut anime oleh penduduk non-Jepang. Berkembangnya industri
anime memiliki hubungan yang erat dengan penurunan industri perfilman
Jepang. Industri animasi berawal pada tahun 1915 dengan animasi sebagai
bentuk karya seni komersial setelah era pasca perang dan memiliki puncak
pencapaian pada pemunculan serial tv Astro Boy dari Ozamu Tezuka pada
tahun 1963. Jalan cerita Astro Boy yang menarik dikombinasikan dengan
desain grafis yang minimal tapi efektif menjadi alasan kesuksesannya
yang cukup cepat.
Walaupun anime juga memiliki pengaruh dari Amerika Serikat, ia telah
mengarah pada jalan yang berbeda : orientasi pada orang dewasa dan
cerita yang kompleks sebagai keseluruhan strukturnya. Anime berbentuk
serial tv (karena erat kaitannya dengan perkembangan manga yang memiliki
episode yang panjang) membentuk cerita-cerita serial. Perkembangan
anime menjadi Original Animation for Video (OAV) dan ke bentuk film
layar lebar sekitar tahun 1970-an membawa pengaruhnya ke luar Jepang.
Memasuki 1990-an, banyak bermunculan anime-anime yang menarik secara
intelektual, seperti melalui serial tv yang dianggap provokatif : Neon
Genesis Evangelion karya Hideaki Anno dan juga Mononoke Hime karya Hayao
Miyazaki, membuat anime makin dikenal.
Secara kronologis, anime berkembang dari pengkarakteran yang hitam putih
dan cerita-cerita petualangan bertemakan Cinta, Keberanian dan
Persahabatan menjadi filosofi yang kompleks, membuka jalan pada potensi
artistik dan komersial. Anime jepang berkembang sesuai dengan
perkembangan budayanya. Ciri khas anime lainnya adalah dominannya
penggunaan tekhnik animasi tradisional menggunakan cel. Sampai awal
90-an hampir semua anime masih menggunakan teknik animasi tradisional.
Ketika tekhnologi digital masuk ke dalam proses pembuatan animasi
sekitar pertengahan ‘90-an, studio-studio mulai memproduksi anime
mengikuti tren tersebut, walaupun masih ada beberapa studio seperti
Ghibli yang masih setia terhadap animasi tradisional pada sebagian besar
produknya, dan hanya menggunakan tekhnologi digital sebagai pelengkap.
Anime juga merupakan sebuah karya seni kontemporer Jepang yang kaya dan
menarik, dengan kekhasan estetika naratif dan visual, yang berakar pada
budaya tradisional Jepang dan menjangkau perkembangan seni dan media
terkini. Dengan variasi subjek dan materinya, anime adalah sebuah cermin
yang berguna pada masyarakat kontemporer Jepang. Pada perkembangannya
Anime merupakan fenomena global, baik sebagai kekuatan budaya maupun
komersil yang mampu membawa pencerahan pada isu yang lebih luas pada
hubungan antara budaya lokal dan global. Sebagai sebuah aksi untuk
melawan hegemoni dari globalisasi. Anime tetap memiliki akar
ke-Jepang-annya, tetapi ia juga mampu mempengaruhi lebih dari wilayah
jepang hingga mencakup area di luar jepang. Memiliki gaya visual yang
khas, seperti yang ditunjukkan pada anime tahun 1970-an yang memiliki
tracking shots, pengambilan gambar yang panjang bagi pembangunan sebuah
shot, panning yang ‘berlebihan’, sudut pandang kamera yang tidak biasa
serta pemanfaatan extreme close up. Sekarang ini memang perkembangan
animasi di jepang sangat pesat dibandingkan negara-negara lainnya,
terbukti denegan besarnya pasar konsumen anime, bukan hanya di jepang
bahkan di negara-negara lain.Berbeda dengan Amerika, di jepang film
animasi tidak hanya ditujukan pada anak-anak saja tapi juga untuk
kalangan dewasa. Animasi menjadi populer di Jepang pada abad 20 sebagai
media alternatif dalam penceritaan selain live action.Fleksibilitas
variasi penggunaan teknik – teknik animasi memberi kesempatan bagi para
pembuat film di jepang untuk mengeksplorasi bermacam ide, karakter,
setting yang sulit dilakukan dalam format live action dengan biaya yang
terbatas .Anime dapat digolongkan pada budaya populer (di jepang) atau
pada sub – kultur (fi Amerika serikat).Sebagai sebuah budaya populer ,
anime telah dilihat sebagai karya seni intelektual yang
menantang.Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukan
eksprimen pertama dalam animasi oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi,
dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913.Kemudian diikuti film pendek [hanya
berdurasi sekitar 5 menit] karya Oten Shimokawa yang berjudul Imokawa
Mukuzo Genkanban no Maki tahun 1917. Pada saat itu Oten membutuhkan
waktu 6 bulan hanya untuk mengerjakan animasi sepanjang 5 menit tersebut
dan masih berupa “film bisu”. Karya Oten itu kemudian disusul dengan
anime berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro hasil karya Seitaro
Kitayama pada tahun 1918, yang dibuat untuk pihak movie company Nihon
Katsudo Shashin [Nikatsu].
Perkembangan Animasi di Rusia
Perkembangan animasi di Rusia dimulai dengan pionir animator pertama
mereka, Ladislas Starevitch (1882-1965), yang merupakan anak dari
pasangan Polandia. Ladislaf Starevitch juga dianggap sebagai bapak
animasi boneka (puppet animation) dan kerap disandingkan dengan Winsor
McCay yang dianggap sebagai bapak animasi gambar (drawn animation).
Revolusi Oktober di Rusia membuat Starevitch beremigrasi ke luar negeri
dan membuat perkembangan animasi Rusia seakan terhenti untuk beberapa
tahun. Baru pada akhir dekade 1920-an, penguasa Rusia berhasil
diyakinkan untuk memodali studio-studio animasi untuk membuat film-film
(animated clips) untuk kebutuhan propaganda. Kondisi ini berakhir pada
tahun 1956 dengan berakhirnya kepemimpinan Stalin. Pemimpin Rusia
berikutnya, Khrushev membawa perubahan dan pembaharuan dalam politik dan
budaya Uni Soviet. Perubahan ini juga menjadi titik tolak bagi
perkembangan animasi Rusia. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk keluar dari patron ‘éclair’, bisa dikatakan sejak 1960 ke
belakang, animasi Rusia meningkat secara kualitas. Ditandai dengan karya
Fjodor Khitruks dalam History of a Crime/Story of One Crime (1961),
yang untuk pertama kalinya sejak era Social Realism, berangkat dari tema
kontemporer. Bercerita tentang isu-isu dalam realitas dunia modern
dengan pendekatan grafis yang inovatif, film ini mengisahkan seorang
laki-laki yang tidak bisa tidur akibat terganggu keributan (suara) yang
dihasilkan lingkungan tetangga, film ini jadi sebuah kritik terhadap
masyarakat Uni Soviet. Era pembaharuan yang dibawa Khushev juga menandai
kelahiran kembali animasi boneka (puppet animation) yang merupakan
pionir dalam animasi Rusia. Animasi boneka yang seakan-akan terhenti
perkembangannya semasa kekuasaan Stalin, kembali dihidupkan dengan
dibuka kembali divisi animasi boneka pada Soyuzmultfilm pada tahun 1953.
Dikepalai oleh Boris Stepantsev (The Nutcracker, Petia and Little Red
Riding Hood), divisi ini berusaha untuk menemukan kembali pengetahuan
mengenai animasi boneka yang seakan-akan hilang setelah masa Alexander
Ptushko. Karakter yang kemudian terkenal melalui animasi boneka adalah
Cheburaskha, karakter dari cerita fairy tale yang ditulis oleh Eduard
Uspersky dan dibuat ke dalam versi animasi oleh Soyuzmultfilm. Meskipun
dalam banyak terdapat keterbatasan, generasi animator Rusia tetap mampu
menghasilkan karya-karya bermutu, dengan kerjasama internasional.
Seperti karya Alexander Petrov, The Mermaid (1996) – mendapatkan
nominasi Oscar- dan The Old Man and The Sea (1999) yang mendapatkan
Oscar untuk kategori Best Animated Short pada tahun 2000. Atau
karya-karya dari Konstatin Bronzit yang gemar menempatkan
karakter-karakter- nya dalam situasi paling tidak nyaman dan tidak
mungkin, dan penonton akan tertawa melihat bagaimana mereka mengatasi
hal-hal tersebut. Switchcraft (1995) dan At the Ends of Earth (1999)
adalah hasil karya Bronzit,dan hingga kini animasi rusia seperti halnya
animasi amerika dan negara-negara lain turut berkembang dengan pesat.
Perkembangannya di Indonesia
Animasi Indonesia sudah sangat bagus, tapi kalau di lihat dari
perkembanganya memang masih sangat kurang. Ini karena animasi Indonesia
dari segi gambar atau pengolahan gambar menjadi gerak memang masih
kelihatan kaku.
Sudah banyak animator di Indonesia mengembangkan animasi yang lebih
bagus dari segi gerak, effect, dll. Tapi animasi yang mereka buat tidak
pernah kita lihat atau di putar di TV. Kenapa bisa begitu ? Pekerjaan
sebagai animator sangatlah susah, mengahabiskan biaya yang banyak untuk
membuat animasi yang berdurasi sekitar 30 menit kurang atau 10 menit
kurang. Biaya yang dihabiskan bisa mencapai 50 juta untuk membuat 1
animasi.
Ada beberapa hal yang menyebabkan animasi Indonesia kurang diminati oleh
masyarakat Indonesia. Pengambangan karakter yang kurang dan cerita yang
kurang menarik. Itulah sebabnya anak – anak lebih memilih animasi luar
ketimbang animasi lokal, menurut mereka animasi lokal kurang bagus di
gambar atau alasan – alasan yang lain.
Kalau bisa dilihat animasi luar memiliki cerita yang menarik, karakter
yang mudah diingat oleh semua orang, penggabungan cerita dari berbagai
unsur, dan latar gambar yang berbeda seperti latar masa depan, luar
angkasa, dll. Meskipun begitu ada sisi negatif dari animasi luar yaitu
mereka menampilkan adegan – adegan yang tidak boleh di tiru oleh anak –
anak di bawah umur. Sudah banyak kejadian yang menimpa anak – anak
akibat menonton animasi luar.
Sumber : http://adriyani-ridwan.blogspot.com/2013/01/perkembangan-animasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar