Jumat, 15 Agustus 2014

BAGIAN DAN FUNGSI KAMERA DSLR

BAGIAN DEPAN


  1. Lensa
    Kelebihan kamera DSLR dengan camdig terletak pada lensa. Zoom dan fokus bias kita atur sedemikian rupa tergantung minat dan tehnik kita. Dan kita juga bias mengubah jenis-jenis lensa kita sesuai dengan kebutuhan. Misal: clasic lense, fishe eye lense, super wide angel lense dan lain-lain. DSLR dan lensa memiliki perbedaan mount, jadi tidak bisa sembarangan membeli lensa. Pastikan size mount kamera dan lensa sama.
  2. Grip
    Merupakan bagian yang menonjol sebelah kanan pada kamera DSLR yang berfungsi sebagai pegangan kamera supaya kuat dan lebih mantap pada waktu jepret.


  3. Shutter and dial
    Tombol shutter berfungsi untuk mengambil bidikan dan dial berfungsi untuk mengatur kecepatan diagfragma/aperature
  4. Tombol lensa
    Berfungsi sebagai pemisah antara body kamera dengan lensa
  5. Built in flash light
    Berfungsi untuk memberikan penerangan diwaktu cahaya kita kurang.
     
    TAMPAK BELAKANG

  6. Viewfinder
    Merupakan istilah lain dari jendela bidik. Apapun yang kita lihat di viewfinder hasilnya akan sama dengan hasil jepretan kita. Di viewfinder terdapat karet yang berfungsi sebagai penahan cahaya dan bantalan mata kita yang disebut eye piece. Terdapat pula titik fokus.
  7. LCD
    Terdapat 3 fungsi didalam LCD antara lain :
    melihat hasil jepretan kita, melihat info-info dan settingan pada kamera, dan terakhir sebagai live view yaitu sebagai jendela bidik sama seperti viewfinder, terdapat pula titik-titik fokus.
  8. Tombol navigasi
    Berfungsi untuk mengendalikan setting camera dan melihat hasil foto yang sudah kita ambil. Tiap kamera berbeda-beda. Ada yang berbentuk analog dan ada yang berbentuk scrol.
  9. Tombol play
    Melihat tampilan hasil jepretan kita
  10. Tombol menu
    Berfungsi untuk Melakukan perubahan settingan kamera yang dapat kita lihat di
    LCD
  11. Tombol zoom
    Berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil hasil jepretan kita.
  12. Tombol AV
    Berfungsi mengatur kompensasi pencahayaan (exposure compensation)
  13. Speaker
    Mendengar suara yang sudah kita rekam divideo.
  14. Tombol rekam
    Berfungsi merekam video
     
    TAMPAK ATAS

  15. Tombol power
    Menghidupkan dan mematikan kamera DSLR.v
  16. Shut mode button
    Berfungsi mengatur mode-mode pemotretan yang kita inginkan

    Fungsi Menu Manual DSLR
    Pada mode manual kita akan menemukan menu-menu berikut :
  17. Auto Program (Auto)
    Pada mode ini kamera akan secara otomatis mengukur semua kebutuhan anda termasuk ISO, aperture dan speed yang dibutuhkan. Bahkan termasuk penggunaan flash. Menggunakan Mode Auto sangat mudah dan menghemat waktu,kecuali anda ingin setting kamera yang berbeda misalnya DOF tipis atau ingin setting kamera slow speed.
  18. Manual (M)
    Mode Manual memberikan keleluasaan pada fotografer untuk mengatur Aperture dan Speed sekehendak hati. Yang harus diperhatikan dalam menggunakan mode manual adalah rentang exposure yang terlihat di view vinder kamera. Biasanya di mulai dengan angka -2, -1, 0, +1, +2. Angka 0 berarti setting Aperture dan Speed menghasilkan exposure yang tepat menurut kamera. sedangkan angka +1 berarti setting Aperture dan Speed akan menghasilkan exposure +1. Mode ini banyak dipakai di studio yang kondisi pencahayaannya terkontrol, Oleh fotografer yang menggunakan Lensa manual (kebanyakan lensa manual hanya bias digunakan dengan mode manual), oleh mereka yang baru belajar fotografi agar lebih mengerti tentang exposure, Atau oleh mereka yang sudah sangat paham dengan exposure dan menggunakan mode manual seperti shortcut untuk memainkan nilai exposure
  19. Program (P)
    Menurut para Fotografer pada umumnya, Mode Program sudah mengcover 95% kebutuhan pengguna kamera. Mode ini seperti mode Auto juga sudah mengukur semua kebutuhan anda. Hanya saja flash tidak otomatis pop-up seperti di mode auto. Dan mode ini juga tidak sesuai untuk foto backlight seperti foto panggung.
  20. Shutter speed
    Shutter speed berfungsi untuk mengatur kecepatan kamera dalam mengambil gambar. Pada gambar 1 terlihat angka 1/30 itu artinya kecepatan mengambil gambarnya 1 per 30 detik (1/30 detik ). Jika kecepatan mengambil gambar semakin cepat maka cahaya yg masuk pada lensa semakin sedikit, dan hasil gambarnya akan menjadi semakin gelap. Shutter speed cepat biasanya digunakan untuk mengambil gambar objek yg bergerak (orang ber-olah raga). Contoh Shutter speed cepat : 1/100 atau lebih. Jika semakin lambat shutter speednya maka, cahaya yg masuk juga semakin banyak, dan hasil gambarnya juga akan semakin cerah. Shutter speed lambat ( slow shutter speed ) biasanya digunakan untuk mengambil gambar pada malam hari yg cahayanya sedikit. Ada satu catatan jika ingin mengambil gambar Slow shutter speed : kamera tidak boleh goyang (shake) karena pengambilan fotonya lama maka kamera harus dalam keadaan tidak bergerak karena jika goyang akan menghasilkan foto yg tidak di inginkan. Biasanya mengambil foto teknik ini menggunakan tripod atau tempat yg tidak mudah goyang, contoh : kursi, meja dan sebagainya. Contoh shutter lambat : 2 detik ( 2″ ) atau lebih.
  21. Diafragma.
    Diafragma dari sebuah lensa adalah diameter bukan lensa dan biasanya dikontrol oleh iris. Semakin besar diameter aperture, semakin banyak cahaya yang masuk kedalam lensa. Sama dengan mata kita, bila kita menyipitkan mata kita, otomatis keadaan sekitar akan menjadi gelap. Pada saat kita melihat matahari yang sangat terang, kita pasti menyipitkan mata kita, begitu juga dengan kamera.

  22. Aperture Priority (A)
    Mode ini juga dikenal dengan singkatan Av (Aperture Value Priority) pada sebagian kamera. Mode ini memberikan keleluasaan pada fotografer untuk mengubah nilai Aperture dengan menggeser dial/ scroll. Mode ini banyak diandalkan fotografer karena dapat dengan cepat mengubah DOF sesuai keinginan fotografer. Bila ingin semua detail terlihat tajam, tinggal mengubah aperture menjadi F 8 atau F 11. Bila ingin bakcground subjek terlihat blur, tinggal mengubah aperture menjadi F 2,8 atau F 1,8.
  23. ISO speed.
    ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitive sensor terhada cahaya, san semakin terang hasil fotonya. Semakin rendah ISO, maka semakin gelap fotonya. Tetapi jika kita menggunakan ISO yg terlalu tinggi akan menghasilkan noise (bintik-bintik) pada hasil foto kita.
  24. Exposure
    Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto. Untuk membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk Exposure, digunakan lightmeter. Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera, akan mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapat Exposure normal.
  25. White Balance.
    White balance adalah aspek penting dalam dunia fotografi dan berpengaruh pada hasil akhir foto. White balance berpengaruh terhadap warna foto. Neon dan bohlam memiliki “temperatur warna” yang berbeda. Cahaya yang kekuningan (bohlam) disebut hangat sementara cahaya yang kebiruan (neon) disebut dingin. Tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali temperatur sumber cahaya yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau, atau dengan kata lain agar kamera merekam warna obyek secara akurat dalam kondisi pencahaayan apapun.
    White Balance Preset:
  • Auto – kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi, namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)
  • Tungsten – disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
  • Fluorescent – disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon.
  • Daylight – biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar matahari
  • Cloudy – disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung
  • Flash – simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset ini.
  • Shade – biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan – bukan sinar matahri langsung.
Cara Setting White Balance Secara Manual :
Beberapa kamera, terutama SLR dan prosumer, menyediakan fasilitas setting white balance manual. Setting manual adalah cara paling akurat jika kita bingung dengan temperatur warna sumber cahaya kita. Ini biasanya terjadi dalam pemotretan dengan sumber pencahayaan yang lebih kompleks (lebih dari satu jenis temperatur warna). Kita bisa memanfaatkan kertas putih untuk tujuan ini. Cara yang lebih mudah dan akurat adalah dengan menggunakan aksesoris tambahan yang bernama expodisc atau kenko, harganya berkisar dari Rp. 800 ribu s/d Rp. 1,5 Juta. Anda bisa membeli- nya di toko-toko kamera besar.
  1. Lensa Fokus.
    dengan menggunakan lensa ini kamu dapat memfokuskan benda (object) ataupun latar belakang (background). tentunya jika ingin menggunakan fungsi lensa ini sesuka ati tentunya anda harus mengubah mode di lensanya dari AF (auto fokus) menjadi MF (manual fokus).
  2. Scene
    Mode scene merupakan kombinasi dari berbagai setting pada kamera seperti setting ISO, Aperture, Speed, Color Balance, pengaturan RGB, mode drive (single/ continous shoot), dll. Contoh scene mode adalah Mode Landscape, Portrait, Macro, Sunset, Night, dll.
     
     
     
     
     
     
     
     
     
    Macam-macam lensa pada DSLR

    1. Lensa Standar, umumnya lensa ini berukuran 50mm. Lensa ini digunakan untuk memperoleh hasil yang natural.
       
    2. Lensa Tele, umumnya lensa ini berukuran 70 mm ke atas. Lensa ini digunakan untuk mengambil jarak jauh. Prinsipnya adalah memperbesar objek dari ukuran yang sebenarnya, sehingga terlihat tampak lebih dekat dengan sudut yang dihasilkan lebih sempit.
       
       
    3. Lensa Wide Angle, dikenal dengan istilah lensa sudut lebar, yaitu jenis lensa yang digunakan untuk pengambilan gambar yang memerlukan sudut pandang yang lebar. Cara kerja lensa ini membuat objek menjadin lebih kecil dari sebenarnya, sehingga dapat mengambil gambar lebih luas dan tampak seperti jauh. Biasanya lensa ini berukuran pendek 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm. Lensa ini adalah kebalikan dari lensa Zoom.
       
    4. Lensa Zoom, adalah perpaduan dari lensa Standar, lensa Tele, dan lensa Wide Angle. Lensa ini mempunyai ukuran yang bermacam- macam, misalnya 80-200 mm, 80-300 mm, dan sebagainya. Dengan jangkauan (Range) ukuran lensa tersebut, penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sudut yang akan diambil, dengan memutar / menyesuaikan ukuran lensa tersebut.
       
       
    5. Lensa Makro, digunakan untuk mengambil objek yang berukuran kecil, dengan pengambilan fokus hanya pada objek tersebut, sehingga akan terlihat detailnya dengan latar belakang (Background) objek akan tampak buram (Blur). Ukuran lensa ini bermacam-macam, seperti 28-80 mm, 35-70 mm, dan sebagainya.
       
    6. Lensa Fiesheye, lensa fisheye biasa disebut dengan lensa mata ikan, sudut yang dihasilkan dari lensa ini menjadi sangat luas, atau sekitar 180 derajat bila diukur dari ujung ke ujung. Efek yang dihasilkan adalah efek lengkung pada gambar. Ukuran dari lensa ini bermacam-macam, yaitu 8-10 mm untuk gambar lingkaran dan 15 -16 mm untuk gambar penuh (Full frame).
       
      Sumber : http://kanarisma20.wordpress.com/2013/06/22/bagian-dan-fungsi-kamera-dslr/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar